Kasus 1 Miliar Data "Netizen" Terpapar pada 2018 tahun lalu
SobatPercaya-Hello Sobat coame back with me, kali say aakan menginformasikan, mengenai kasus kebocoran data pada tahun 2018 yang lalu, langsung saja Sobat kita simak berita berikut ini
Ngomongin soal kebocoran sebuah data, momen yang paling melekat pada tahun 2018 ialah sebuah skandal Cambridge Analytica yang terjadi pada pertengahan tahun yang lalu. Kala itu lebih dari 80 juta data pribadi para pengguna Facebook bocor ke perusahaan pihak ketiga.
\
Namun ternyata selama tahun 2018 lalu, skandal kebocoran data tak hanya dialami oleh Facebook. saja Ada juga beberapa kasus yang juga menyeret perusahaan besar seperti Twitter dan Google.
Secara keseluruhan yang sendiri, ditaksir lebih dari 1 miliar para pengguna tepapar dampak dari kebocoran data tersebut. Menurut pakar privasi dari NordVPN, Daniel Markuson, kasus kebocoran data ini kini tak lagi pandang bulu, bahkan perusahaan besar pun rentan melakukan kesalahan itu.
Daniel berkata "Ini berarti akan semakin sulit untuk mempercayai mereka, karena kita sendiri tidak pernah tahu kapan data kita akan berakhir berada tangan yang salah,"
Dari data yang diungkap oleh Daniel, skandal Cambridge Analytica yang menerpa Facebook memang menjadi kasus dengan jumlah korban paling banyak selama 2018 tahun lalu. Namun berdasarkan catatan, ada beberapa perusahaan besar lainnya yang juga mengalami hal yang sama.
Salah satu contohnya sendiri ialah Google. Menurut Daniel sendiri, ada sekitar 500.000 akun Google+ yang data pribadinya bocor ke pengembang pihak ketiga. Namun nyatanya meski tidak ada bukti bahwa data tersebut disalahgunakan, Google+ sendiri ditutup sepenuhnya untuk selamanya.
Baca Juga : 5+ Aplikasi yang ditutup pada tahun 2018
Contoh lain yang disebutkan oleh Daniel ialah Twitter. Menurut catatannya, ada sekitar 330 juta data para pengguna Twitter yang bocor. Bahkan pihak Twitter sendirilah yang mengakui hal tersebut, bahwa ada bug keamanan yang telah mengekspos kata sandi dari 330 juta para pengguna.
Perusahaan besar lain yang juga mengalami kebocoran data ialah Uber. Tercatat ada 57 juta informasi pribadi para pengguna yang terpapar
Data itu ialah sebuah informasi nama serta nomor telepon dari 50 juta penumpang dan 7 juta pengemudi Uber di seluruh dunia.
Menurut pendapat daniel sendiri, kasus kebocoran data tersebut sejatinya dapat diminimalisasi. Caranya ialah para pengguna disarankan untuk membuat kata sandi atau password yang kuat serta unik.
Para Pengguna pun juga disarankan untuk mengubah kata sandi secara berkala serta tidak mencantumkan informasi pribadi berlebihan di dalam dunia maya.
Okey Sobat cukup sekian berita hari ini. terima kasih atas perhatian sampai jumpa!!!!
0 komentar:
Post a Comment