SEMUA KARNA KAMPUS KEMANDIRIAN (MEC)
Pengalaman hidup - salam kenal guys, kali ini saya akan meperkenalkan diri mengenai jati diri saya, saya adalah anak muda berasal dari Surabaya, Jawa Timur. kota yang terkenal sebagai "City of Heroes".sebenarnya saya ingin menjadi seorang HERO seperti asal kota kelahiran saya, namun apa daya aku hanya seorang pemuda yang ingin menjadi pemuda yang baik.
maka untuk postinganpertama saya, saya Lucifer(bukan nama asli)akan menceritakan sedikit tentang pengalaman hidup saya.
SEMUA KARNA MEC
Awal kisah ini
bermula seorang anak laki laki bernama Lucifer(bukan nama asli) yang ditinggal ayahnya
meninggal dunia, waktu itu 12 juli 2012. Diriku ditinggal seorang ayah
baru saja aku menginjak smp pada saat mos hari pertama aku dapat berita duka,
pada waktu itu aku dijemput ayah teman tenggaku yang kebetulan anaknya teman satu
sekolah, beliau menjemput aku tanpa ada sebuah katapun.
Akhirnya
se-sampainya dirumah aku masih bingung banyak bendera kuning, pada waktu itu
aku belum tau apa arti bendera kuning di depan gang dan didepan rumahku sampai
seorang tetangga bilang kepada ku “sabar yah nak” hati dan alam bawah sadarku
langsung sedih dan meneteskan air mata, ya Allah secepat itukah kau
memanggilnyaa, namun takdir kematian tidak ada yang tau kapan kematian itu akan
tiba.
Pada saat itu
aku sangat terpukul dan membuat hidupku berubah berbalik arah yang salah,seiring
berjalan nya waktu aku mulai nakal dan lupa akan akhirat, sering berantem,
tidak pernah pulang kerumah, sekolah sering tidur dll. Kehidupan selalu dimalam
hari, hidupku pada waktu itu seperti seekor kelelelawar yang tidur disiang hari
dan beraktivitas di malam hari.
Hidup penuh
dengan lika liku, aku terlahir prematur(lahir tidak pada waktu lahiran), bahkan
nenek dari alm.ayah dari madura berkata “budung
tekos, lokera odik” dalam bahasa indonesia berarti “kaya tikus,tidak akan hidup”,
begitulah diriku samapai nenek berkata seperti, namun nyatanya sekarang saya
bisa menulis dan menceritakannya.
Seiring
berjalannya waktu aku tumbuh remaja. Banyak yang sudah ku lalui hidup dijalan
ditengah tengah orang bermaksiat, rata rata teman-temanku adalah anak malam
yang dalam kutip ya begitulah mungkin kalian sudah paham apa yang ku maksud,
selama beberapa tahun aku menjadi remaja nakal,tidak pernah pulang rumah dll,
Hidupku mirip sekali dengan seekor kelelawar,
yang siang beristirahat seadangkan malam beraktivitas, ya begitualah aku
dipernah kerumah karna banyak gesekan dirumah antara aku, kakak ke dua ku, dan
juga ibu,setiap hari selalu ada sebuah tragedi dan peperangan. Sempat aku
beranggapan bahwa rumahku seperti sebuah “PENJARA”
Pepatah
mengatakan “BAITI JANNAHTI” tapi tidak
bagiku pada saat itu rumahku bagai sebuah penjara bahkan neraka, disana sering
ada peperangan hebat yang melebihi perang uhud, perang badar dll. Waktu itu
hidupku hancur terpuruk aku sudah mengenal rokok dll, sulit untuk diungkapkan
pada waktu itu hidupku merasa begitu kotor.
Pada waktu
hidupku memang sangatlah kelam bahkan dalam proses pencarian jati diri aku
tidak mengenal diriku SIAPA?, pada saat itu yang ku pikirkan hanya senang
senang bersama teman temanku,mulai petang sampai pagi selalu begitu, tak jarang
waktu sekolah aku selalu tidur dikelas, aku sering dimarahi guru karna sering
tidak ngerjain, keluar kelas dan ngelanggar aturan.
Seiring perjalan
waktu aku merasa jika aku merasa jauh dari Allah, masalah itu akan semakin
menumpuk dan banyak, mulailah aku punya niatan berhijrah, mulai punya keinginan
kembali, mulai aku melihat video ceramah dari teman mengenai masalah yang ku
hadapi aku langsung merasa semakin yakin untuk hijrah.
Namun seiring
berjalannya waktu aku mulai melemah lagi, aku sempat kembali lagi ke masa lalu
karna aku tida kuat menahan cobaan diberikan Allah, namun itu hampir saja aku
kembali, sampai akhirnya ada teman yang mengajak beergabung dalam majelis
“pemuda sunnah” disana tempat para pemuda sharing sharing ilmu agama,
Namun bagiku
merasa kurang karna perkumpulan seminggu sekali, samapai akhir aku memutuskan
untuk mondok akhirnya aku bertemulah dengan dengan MEC, allhamuduliah aku dapat
beasiswa gratis, aku merasa senang sekali.
Di MEC saya
diajari banyak hal seperti ilmu agama, kebersamaan dll, MEC telah mengubah
diriku seutuhnya, disini saya sudah bisa mengetahui jati diri saya, saya
bahagia di MEC ini karna bisa membuaut saya menjadi orang yang berguna.
Namun di MEC
juga aku menghadapi ujian soal setoran hafalan juz amma. saya sangat lemah dan
lama sekali dibanding teman yang lain, aku merasa malu dan terpukul, aku harap
kalian para pembaca(reader) mohon doa dan dukuannya.
0 komentar:
Post a Comment