Wednesday, October 17, 2018

PENGALAMAN HIDUP | SEMUA KARNA MEC(Mandiri Enterpreneur Center)

SEMUA KARNA  KAMPUS KEMANDIRIAN  (MEC)

Pengalaman hidup - salam kenal guys, kali ini saya akan meperkenalkan diri mengenai jati diri saya, saya adalah anak muda berasal dari Surabaya, Jawa Timur. kota yang terkenal sebagai "City of Heroes".

sebenarnya saya ingin menjadi seorang  HERO seperti asal kota kelahiran saya, namun apa daya aku hanya seorang pemuda yang ingin menjadi pemuda yang baik.

maka untuk postinganpertama saya, saya Lucifer(bukan nama asli)akan menceritakan sedikit tentang pengalaman hidup saya.

SEMUA KARNA MEC

Awal kisah ini bermula seorang anak laki laki  bernama Lucifer(bukan nama asli) yang ditinggal ayahnya  meninggal dunia, waktu itu 12 juli 2012. Diriku ditinggal seorang ayah baru saja aku menginjak smp pada saat mos hari pertama aku dapat berita duka, pada waktu itu aku dijemput ayah teman tenggaku yang kebetulan anaknya teman satu sekolah, beliau menjemput aku tanpa ada sebuah katapun.


Akhirnya se-sampainya dirumah aku masih bingung banyak bendera kuning, pada waktu itu aku belum tau apa arti bendera kuning di depan gang dan didepan rumahku sampai seorang tetangga bilang kepada ku “sabar yah nak” hati dan alam bawah sadarku langsung sedih dan meneteskan air mata, ya Allah secepat itukah kau memanggilnyaa, namun takdir kematian tidak ada yang tau kapan kematian itu akan tiba.



Pada saat itu aku sangat terpukul dan membuat hidupku berubah berbalik arah yang salah,seiring berjalan nya waktu aku mulai nakal dan lupa akan akhirat, sering berantem, tidak pernah pulang kerumah, sekolah sering tidur dll. Kehidupan selalu dimalam hari, hidupku pada waktu itu seperti seekor kelelelawar yang tidur disiang hari dan beraktivitas di malam hari.




Hidup penuh dengan lika liku, aku terlahir prematur(lahir tidak pada waktu lahiran), bahkan nenek dari alm.ayah dari madura berkata “budung tekos, lokera odik” dalam bahasa indonesia berarti “kaya tikus,tidak akan hidup”, begitulah diriku samapai nenek berkata seperti, namun nyatanya sekarang saya bisa menulis dan menceritakannya.


Seiring berjalannya waktu aku tumbuh remaja. Banyak yang sudah ku lalui hidup dijalan ditengah tengah orang bermaksiat, rata rata teman-temanku adalah anak malam yang dalam kutip ya begitulah mungkin kalian sudah paham apa yang ku maksud, selama beberapa tahun aku menjadi remaja nakal,tidak pernah pulang rumah dll,


 Hidupku mirip sekali dengan seekor kelelawar, yang siang beristirahat seadangkan malam beraktivitas, ya begitualah aku dipernah kerumah karna banyak gesekan dirumah antara aku, kakak ke dua ku, dan juga ibu,setiap hari selalu ada sebuah tragedi dan peperangan. Sempat aku beranggapan bahwa rumahku seperti sebuah “PENJARA”


Pepatah mengatakan “BAITI JANNAHTI”  tapi tidak bagiku pada saat itu rumahku bagai sebuah penjara bahkan neraka, disana sering ada peperangan hebat yang melebihi perang uhud, perang badar dll. Waktu itu hidupku hancur terpuruk aku sudah mengenal rokok dll, sulit untuk diungkapkan pada waktu itu hidupku merasa begitu kotor.



Pada waktu hidupku memang sangatlah kelam bahkan dalam proses pencarian jati diri aku tidak mengenal diriku SIAPA?, pada saat itu yang ku pikirkan hanya senang senang bersama teman temanku,mulai petang sampai pagi selalu begitu, tak jarang waktu sekolah aku selalu tidur dikelas, aku sering dimarahi guru karna sering tidak ngerjain, keluar kelas dan ngelanggar aturan.


Seiring perjalan waktu aku merasa jika aku merasa jauh dari Allah, masalah itu akan semakin menumpuk dan banyak, mulailah aku punya niatan berhijrah, mulai punya keinginan kembali, mulai aku melihat video ceramah dari teman mengenai masalah yang ku hadapi aku langsung merasa semakin yakin untuk hijrah.



Namun seiring berjalannya waktu aku mulai melemah lagi, aku sempat kembali lagi ke masa lalu karna aku tida kuat menahan cobaan diberikan Allah, namun itu hampir saja aku kembali, sampai akhirnya ada teman yang mengajak beergabung dalam majelis “pemuda sunnah” disana tempat para pemuda sharing sharing ilmu agama,


Namun bagiku merasa kurang karna perkumpulan seminggu sekali, samapai akhir aku memutuskan untuk mondok akhirnya aku bertemulah dengan dengan MEC, allhamuduliah aku dapat beasiswa gratis, aku merasa senang sekali.


Di MEC saya diajari banyak hal seperti ilmu agama, kebersamaan dll, MEC telah mengubah diriku seutuhnya, disini saya sudah bisa mengetahui jati diri saya, saya bahagia di MEC ini karna bisa membuaut saya menjadi orang yang berguna.


Namun di MEC juga aku menghadapi ujian soal setoran hafalan juz amma. saya sangat lemah dan lama sekali dibanding teman yang lain, aku merasa malu dan terpukul, aku harap kalian para pembaca(reader) mohon doa dan dukuannya.

0 komentar:

Post a Comment