Saham Perusahaan Apple Ajlok, CEO Apple Tim Cook telah mengakui Penjulan iPhone Menurun
SobatPercaya-Pada Maret tahun 2018 lalu , Perusahaan Apple telah berhasil memecahkan rekor dunia sebagai perusahaan teknologi pertama yangmemiliki nilai 1 triliun dollar AS, atau sama setara Rp 14.500 triliun. Ternyata pencapaian tersebut tidak bisa bertahan lama.
Saham Perusahaan Apple mengalami keanjlokan sekitar 8,5 persen pada pembukaan jam dagang, pada Kamis (3/1/2019) beberapa hari yang lalu. Secara keseluruhan, lemahnya posisi Perusahaan Apple sejak akhir tahun 2018 sampai saat ini membuat valuasinya anjlok sebesar 64 miliar dollar AS atau Rp 918 triliun.
Pasar global sendiri memang telah mengalami turbulensi akibat ketegangan ekonomi antara Amerika Serikat dengan China. CEO Apple sendiri, Tim Cook telah mengakuinya bahwa penjualan iPhone pada 2018 memang telah loyo.
Dia pun telag memperingatkan investor bahwa hal ini ialah dampak dari pada melemahnya penjualan iPhone di Negeri China Tirai Bambu tersebut.
Tim Cook berkata"Perang perdagangan antara Amerika Serikat dan China menambah tekanan terhadap perekonomian pada masing-masing negara,”
“Kami melihat trafik di toko-toko ritel, mitra, serta laporan dari industri smartphone, buruk selama bulan November lalu. Namun Saya belum melihat angka Desember, tetapi pasti tidak akan baik,” tambah Dia.
Pernyataan tersebut memperkeruh ketegangan di bursa Wall Street, serta turut berkontribusi pada penurunan saham Apple. Tidak hanya Apple yang mengalami penurunan, saham-saham lain pun juga mengalami hal tersebut.
Nasdaq sendiri yang menaungi indeks saham raksasa teknologi AS semacam Alphabet, Tesla, Facebook, eBay, Cisco, Amazon, Intel, dll, secara keseluruhan mengalami penurunan 1,3 persen.
Begitu juga dengan Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 yang membawahi indeks saham sektor keuangan serta teknologi, masing-masing mengalami pelemahan 1,1 persen dan 0,9 persen di pembukaan jam dagang minggu ini.
Selain berpengaruh pada harga saham, perselisihan antar Amerika Serikat dengan China pun juga berdampak pada mata uang internasional. Dollar AS, Poundsterling, serta Euro mengalami pelemahan, sementara mata uang Yen Jepang sendiri telah menguat.
Pada titik ini Yen mengalami puncaknya, Yen naik 2,5 persen melawan Dollar AS, di mana 1 Dollar AS bernilai 104 Yen. Angka tersebut mencatat kelemahan Dollar AS terburuk di hadapan Yen sejak Maret 2018 tahun lalu.
Baca Juga : Microsoft mejadi perusahaaan teknologi terkaya mengungguguli Apple
0 komentar:
Post a Comment